Senin, 13 Juni 2011

Pemeriksaan hematologi Rutin


 

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH


1. Prinsip pemeriksaan
Aglutinasi sel darah merah dengan anti sera tertentu.
2. Tujuan pemeriksaan
Untuk mengetahui golongan darah seseorang
3. Alat dan bahan
1.Kaca objek
2.Lancet
3.Kapas alcohol
4. Reagen
1. serum anti A
2.serum anti B
3.Serum anti AB
4.Anti Rh factor
5. Cara pemeriksaan
1. Letakan satu tetes reagen anti A, anti B, anti AB dan anti Rh factor pada kaca objek.
2. Teteskan sedikit darah pada  reagen-reagen tersebut dan dicampur dengan ujung lidi.
3. Goyangkan kaca objek dengan membuat gerakan melingkar selama 4 menit.
4. Perhatikan adanya Aglutinasi


6. Hasil pengamatan
Anti A
Anti B
Gol darah
-
-
O
+
-
A
_
+
B
+
+
AB


HEMATOKRIT

1. Prinsip Pemeriksaan
Darah dengan antikoagulan diputar di sentrifuge, kemudian dibandingkan panjang kolom merah dengan total kolom.
2. Metode Pemeriksaan
  • mikrohematokrit > kapiler
  • makrohematokrit > wintrobe
MIKROHEMATOKRIT
A. Prinsip
Darah EDTA atau heparin disentrifuge, sel-sel eritrositnya akan dimampatkan. Tingginya kolom eritrosit diukur dinyatakan dalam % darah tersebut.


B. Alat
  • tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm, diameter 1 mm. Ada yang berisi heparin (khusus untuk darah kapiler) dan ada yang tidak berisi antikoagulan (untuk darah antikoagulan, misalnya darah EDTA)
  • lampu spiritus / malam untuk menutup salah satu ujung tabung hematokrit
  • sentrifuge yang dapat memutar > 16.000 rpm
  • skala pembaca mikrohematokrit
C. Reagensia
Heparin (sudah melapisi lumen tabung kapiler)
D. Bahan
1. Darah vena / darah kapiler
2. EDTA 10%
E. Cara Kerja
bila menggunakan darah kapiler
  • lakukan pengambilan darah kailer
  • isi tabung kapiler dengan darah sampai 3/4 tabung
  • sumbat dengan malam ujung tabung yang ada darahnya atau bakar ujung tabung yang tidak ada darahnya (tabung yang kosong) dengan lampu spiritus, hingga benar-benar tertutup.
  • sentrifuge dengan kecepatan 16.000 rpm selama 5 menit
  • baca dengan skala hematokrit panjang kolom merah
  • bila tidak mempunyai skala Ht dipakai perhitungan

Ht= panjang kolom eritrosit  x 100%
        P. eritrosit + plasma
F. Keuntungan Mikrohematokrit
  • cepat
  • kesalahan lebih kecil
  • mudah
  • darah sedikit
g. Sumber Kesalahan
  • sentrifugasi tidak benar
  • lupa mengocok sample
  • penutupan ujung kapiler tidak rapat
  • tabung kapiler tidak ditera
MAKROHEMATOKRIT
A. Prinsip
Darah antikoagulan disentrifuge pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu, perbandingan volume eritrosit terhadap volume specimen darah dinyatakan dalam %
B. Alat
  • tabung wintrobe dengan diameter 2,5 - 3,0 mm, panjang 110 mm dan berskala 0 - 10 mm dengan skala terkecil 1 mm. Volumenya 1 ml darah EDTA
  • alat sentrifuge

C. Bahan
Darah EDTA, darah heparin
D. Cara Kerja
  • dengan menggunakan pipet Pastuer yang berisi darah EDTA, masukan ujung pipet sampai dasar tabung wintrobe
  • sambil diangkat, pelan-pelan keluarkan isinya sampai skala teratas
  • sentrifuge tabung tersebut pada 3000 rpm selama 30 menit
  • tingginya kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %
Ht= panjang kolom eritrosit  x 100%
          P. eritrosit + plasma
e. Nilai Normal
  • pria : 40-54 %
  • wanita : 37-47 %
  • Bayi baru lahir : 44-64 %
  • bayi 3 bulan : 32-44 %
  • bayi 3-6 tahun : 36-44 %
  • 10 - 12 tahun : 37-45 %






LED ( Laju Endap Darah )

A. Prinsip Pemeriksaan
Darah dengan anticoagulan, bila didiamkan dalam suhu kamar maka eritrosit akan mengendap pada dasar tabung bagian atas tertinggal plasma.

B. Alat
1.      Tabung westergren,
2.     Pipet ukur,
3.     Rak LED
4.      Timer


C. Bahan  
1.     Darah
2.     Na Sitrat 3,8 %

D. Prosedur
1. Buat pengenceran :
Darah vena 1,6 ml ( 2 ml ) + Na Citrat 3,8% 0,4 ml ( 0,5 ml ), Campur rata
2. Isap campuran darah dg Na Citrat dg pipet westergren sampai garis 0
3. Letakkan dlm rak LED posisi tegak lurus, diamkan 1 jam
4. Periksa tinggi plasma dan buffy coat pd jam 1 dan ke 2


Metode
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu
a.      metode Wintrobe
b.      Westergreen
LED berlangsung 3 tahap, tahap ke-1 penyusunan letak eritrosit (rouleaux formation) dimana kecepatan sedimentasi sangat sedikit, tahap ke-2 kecepatan sedimentasi agak cepat, dan tahap ke-3 kecepatan sedimentasi sangat rendah.

Prosedur
  1. Metode Westergreen
    • Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
    • Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.
    • Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.
    • Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.
  2. Metode Wintrobe
    • Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
    • Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0.
    • Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.
    • Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.

Nilai Rujukan
  1. Metode Westergreen :
    • Pria : 0 - 15 mm/jam
    • Wanita : 0 - 20 mm/jam
  2. Metode Wintrobe :
    • Pria : 0 - 9 mm/jam
    • Wanita 0 - 15 mm/jam

Masalah Klinik
  • Penurunan kadar : polisitemia vera, CHF, anemia sel sabit, mononukleus infeksiosa, defisiensi faktor V, artritis degeneratif, angina pektoris. Pengaruh obat : Etambutol (myambutol), kinin, salisilat (aspirin), kortison, prednison.
  • Peningkatan kadar : artirits reumatoid, demam rematik, MCI akut, kanker (lambung, kolon, payudara, hati, ginjal), penyakit Hodgkin, mieloma multipel, limfosarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepatitis, sirosis hati, inflamasi panggul akut, sifilis, tuberkulosis, glomerulonefritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (eritroblastosis fetalis), SLE, kehamilan (trimester kedua dan ketiga). Pengaruh obat : Dextran, metildopa (Aldomet), metilsergid (Sansert), penisilamin (Cuprimine), prokainamid (Pronestyl), teofilin, kontrasepsi oral, vitamin A.





Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium :
  • Faktor yang mengurangi LED : bayi baru lahir (penurunan fibrinogen), obat (lihat pengaruh obat), gula darah tinggi, albumin serum, fosfolipid serum, kelebihan antikoagulan, penurunan suhu.
·           Faktor yang meningkatkan LED : kehamilan (trimester kedua dan ketiga), menstruasi, obat (lihat pengaruh obat), keberadan kolesterol, fibrinogen, globulin, peningkatan suhu, kemiringan tabung.



PERHITUNGAN JUMLAH SEL-SEL DARAH


Prinsip                                                                                                                                        Jumlah sel dalam 1 mm3 darah dihitung dengan jalan mengencerkan dengan larutan tertentu dan berdasarkan volume yg sudah diencerkan ini dalam kamar hitung
Specimen; darah vena/ kapiler d
engan anticoagulant EDTA, heparin atau kalium/amonium Oksalat.

1.   Hitung Leukosit Manual


A. Alat dan bahan
1. pipet thoma lekosit dengan aspiratornya
2. larutan.pengencer leukosit:
·         Larutan acetic acid 2% (V/V).                                                                       
·         Larutan hydrochloric acid 1% (V/V)
·         Larutan Turk:
 -  acetic acid glacial 3 ml
 -  lar
utan Gentian violet 1% 1 ml
 -  Aq
uadest add 100 ml
3. kapas kering
4. mikroskop
5. hemocytometer (kamar hitung)

B. Cara pemeriksaan:
1.         Hisap darah EDTA dng pipet lekosit sampai tanda 0,5
2.         Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
3.         Hisap lar. Turk sampai tanda 11
4.         Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit
5.         Buang lar 3 – 4 tetes masukan kedalam kamar hitung
6.         Hitung leukosit dengan mikroscop lap 1,3,7,9 hasil x 50
7.         Nilai Normal: 5.000 – 10.000 / mm3

C. Perhitungan :
Jumlah leukosit dalam 4 kotak = L
Jumlah volume 4 kotak = ( 1x1x 0,1)mm3 x 4 = 0,4 mm3
0,4 mm3 = L
1 mm3 = L : 0,4 = 2,5 L
Darah diencerkan = 20 x
Jadi dalam 1 mm3 darah penderita = 2,5 L x 20 = 50 L
Atau : jumlah leukosit dalam 1 mm3 darah penderita sama dengan jumlah leukosit dalam 4 kotak kamar hitung dikalikan 50

D.Ukuran normal:                                                                            
 Sangat relative karena tergantung  beberapa hal, umumnya 4000-10.000 /mm3 darah

Catatan: 
·                Jumlah leukosit diatas normal disebut leukositosis, dibawah normal disebut leukopeni
·                Dalam kasus tertentu misalnya penderita leukemia dengan jumlah leukosit diatas 10.000 /mm3, pengenceran dapat dilakukan 100 kali dengan pipet pengencer eritrosit
·                Jika jumlah leukosit kurang dari 3000/mm3 pengenceran diperkecil menjadi 10 kali agar lebih teliti
·                Perhitungan sel harus segera selesai sebelum cairan dalam kamar hitung menguap sebagian
·                Faktor kesalahan cara ini ±15%


2.  Hitung Eritrosit Manual

1.  Prinsip
Darah diencerkan dan dicat dengan larutan Hayem lalu dihitung jumlah eritrosit dalam volume tertentu
2.   Tujuan
Untuk  menghitung jumlah eritrosit dalam darah
3.     Alat yg digunakan:
  1. Pipet eritrosit
  2. Kamar hitung (Improved Neubauer)
  3. Mikroskop
  4. Counter tally
Reagen: Larutan Hayem


4. Prosedur
1.     Hisap darah EDTA dng pipet eritrosit sampai tanda 0,5
2.     Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
3.    Hisap lar. Hayem sampai tanda 101
4.    Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit
5.    Buang lar 3 – 4 tetes masukan kedalam kamar hitung
6.    Hitung leukosit dengan mikroscop lap A, B, C, D dan E hasil x 10.000

Nilai Normal:
Pria      : 4,5 – 5,5 juta/ mm3
Wanita : 4 – 5 juta/ mm3

Perbedaaan dengan hitung leukosit
1.         Larutan pengencer harus bersifat isotonis agar eritrosit tidak lisis
    Macam-macam larutan pengencer:
  
     a. Larutan Hayem:
                                    -sodium sulfat 2,50 gram
                         
          -sodium chloride 0,5 gram
                              -mercury chloride 0.2 - 5 gram
                               
     -aquadest add 100 ml
 
     b. Larutan Gower:
                             -sodium sulfat 12,5 gram
                               
      -acetic acid glacial 33,3 ml
                                 
    -aquadest add 200 ml
   
   c. PZ
2.     Pengenceran sebanyak 200 kali dengan menggunakan pipet pengencer eritrosit

3.     Perhitungan :
Volume 1 kotak untuk hitung eritrosit = 0,2 x 0,2 x 0,1 mm3= 0,004 mm3
Volume 5 kotak = 5 x 0,004 mm3 = 0,02 mm3
Jumlah eritrosit dalam 5 kotak = E, maka dalam 1 mm3 cairan mengandung 1 : 0,02 x E =50 E
Pengenceran darah = 200 kali , maka jumlah eritrosit dalam 1 mm3 darah = 200 x 500 E = 10.000 E
Atau, “jumlah eritrosit dalam 1 mm3 darah sama dengan jumlah eritrosit dalam 5 kotak perhitungan dikalikan 10.000”

Catatan:
·         Perhitungan harus segera selesai sebelum cairan dalam kamar hitung mengering sebagian
·         Dalam keadaan tertentu misalnya polycythemia, jumlah eritrosit sangat tinggi sehingga sulit dihitung. Diatasi dengan pengenceran darah dibuat lebih tinggi misalnya dengan memipet darah sampai tanda 0,3 lalu diencerkan sampai tanda 101 maka pengenceran menjadi 333x
·          Penderita anemia, jumlah eritrosit sangat rendah sehingga pengencrean cukup 100 kali
·         Bila saat pemeriksaan dengan  larutan  hayem darah mengalami aglutinasi maka pengenceran harus diulang dengan larutan PZ atau larutan gower. Biasanya ini terjadi pada penderita hiperglobulinemia
·         Kesalahan cara ini ± 20%

Ukuran normal:
       Dewasa wanita      : 3,6 - 5 juta/mm3 darah
Dewasa pria
          : 4,2 - 5,4 juta/mm3 darah
Saat lahir
               : 5 - 6,5 jiuta/mm3 darah


3.Hitung Trombosit Rees-Ecker
A.   Prinsip:
Darah diencerkan dengan larutan yang mengandung brillian creasyl lue sehingga trombosit berwarna biru cerah. Perhitungan didasarkan pada pengenceran & volume cairan dalam kamar hitung
B.   Alat dan bahan
  • Pipet eritrosit
  • Kamar hitung (Improved Neubauer)
  • Mikroskop
  • specimen: darah vena / kapiler dengan AK EDTA
  • reagen larutan pengencer rees ecker
1. Na sitrat 3,8 gram
2.Kristal BCB 0,1 gram
3. formalin 40% 0,2 ml
4. Aq 100ml

A. secara langsung
Prosedur:
·       Hisap darah EDTA dengan pipet eritrosit sampai tanda 0,5
·       Hapus kelebihan darah dengan kertas tissue
·        Hisap larutan rees ecker  sampai tanda 101
·        Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit
·       sample dimasukkan dalam kamar hitung.
·        Kamar hitung diletakkan dalam ruangan lembab menggunakan petridish dengan dasar kertas saring basah selama 15 menit
·       Pengamatan dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x,
·       Jumlah trombosit yang dihitung adalah trombosit yang berada pada 4 petak hitung leukosit.
·       perhitungan :
jumlah trombosit dalam 4 kotak = T
jumlah volume 4 kotak = ( 1x1x 0,1)mm3 x 4 = 0,4 mm 3
0,4 mm3 = L
1 mm3 = L : 0,4 = 2,5 L
Darah diencerkan = 200x karena pakai pengenceran eritrosit. Jadi dalam 1 mm3 darah penderita = 2,5 L x 200 = 500 L
Atau : jumlah leukosit dalam 1 mm3 darah penderita = jumlah leukosit dalam 4 kotak kamar hitung dikalikan 50o

B.. secara tidak langsung

jumlah trombosit ditentukan melalui pemeriksaan apusan darah, dimana jumlah trombosit dihitung dalam 1000 sel eritrosit & juga menghitung eritrosit dlm kamar hitung. Jumlah trombo = T : 1000 x 5juta (misal jml eri dlm kmr hit)
Ukuran normal: 150ribu – 350 ribu per mm3 darah.


Hitung Eosinophil

1. Prinsip
 eosinofil dihitung tersendiri dengan larutan pengencer yang dapat mewarnai eosinofil tapi sel leukosit yang lain dan eritrosit lysis.

2. Specimen: darah vena / kapiler dgn AK EDTA, heparin, double oksalat

Nilai normal: 150-300/mm3 darah
Larutan pewarna dan pengencer eosinofils:
c. reagen pyloxine:
- propylene glikcol 50 ml (melisiskan eri)
- lart piloxin 1% dlm air 10 ml (mewarnai eos)
- lart Na carbonat 10% 1ml (melisikan leukosit yg lain)
- Aq 40ml
Campur sampai larut dan saring, simpan dalam suhu kamar. Larutan ini stabil sampai 1 bulan
d. lart dungern:
- eosin 1-2% 1 bag
- aseton 2 bag
- Aq 8 bag

Cara Kerja:
1.         Hisap darah EDTA dng pipet lekosit sampai tanda 1
2.        Hapus kelebihan darah dng kertas tisu
3.        Hisap larutqn dungern sampai tanda 11
4.         Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit
5.        Buang lar 3 – 4 tetes masukan kedalam kamar hitung
6.         kamar hitung diletakkan dlm kamar lembab selama 15 menit( selama periode ini berlangsun pewarnaan eos& lisisnya eri&leuko jenis lain.

Hitung eisinofil dalam 9 kotak kamar hitung.
 Mis hasil perhitungan =N sel
Volume ruang hitung= 1x1x0,1x9 mm3= 0,9 mm3
0,9 mm3 cairan = N sel
1mm3 cairan= 10/9 N
Penipisan drah =10x
Jadi: 1mm3 darah= 10/9 X10N = 100/9 N
Atau jml eos/1mm3 darah= jml penghutungan eos dlm 9 kotak kamar hitung dikalikan 100/9
Catatan:
- pengenceran dgn lart eosin & aseton tidak melarutkan sel leuko jenis lain tapi berdasarkan warna merah eosin yg diikat oleh eos
- coz factor kesalahan tinggi maka disarankan u/ dilakukan secaraduplo
- factor kesalahan ±30%, jika pake kmr hitung neubauer, ±20% jika pake kmr hitung spear-levy ato fuchs-rosenthal karena vol kmr hitungnya lebih besar(tingginya 0,2 mm)


Retikulosit

1.        Prinsip
Persen retikkulosit thd seluruh eri yg beredar dlm sirkulasi darah dihitung dgn melihat tanda2 khusus berupa benang2 filamen sisa2 RNA yg terlihat melalui pewarnaan survival

2.        Alat dan bahan
a.         Specimen: darah vena / kapiler dgn AK EDTA, heparin/ camp oksalat
b.         Reagen pewarna retikulosit:
·                      Larutan new methylen blue normal
NaCl 0,8 gram
K2C2O4 1,4 gram
Kristal new methylen blue normal 0,5 gram
Aq 100 ml
·                     larutan brillian cresyl blue(BCB)
kristal BCB 1,0 gram
PZ 99ml

Catatan: kedua reagen diatas harus disaring sesbelum digunakan

Prosedur
  • Ke dalam tabung masukkan darah dan pewarna dengan perbandingan 1 : 1, campur baik-baik, biarkan selama 15 menit agar pewarnaannya sempurna.
  • Buatlah sediaan apus campuran itu, biarkan kering di udara.
  • Periksalah di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Eritrosit nampak biru muda dan retikulosit akan tampat sebagai sel yang mengadung granula/filamen yang berwarna biru. Bila kurang jelas waktu pewarnaannya diperpanjang atau dicounterstain (dicat lagi) dengan cat Wright.
  • Hitunglah jumlah retikulosit dalam 1000 sel eritrosit. Jika kesulitan menghitung, lakukan pengecilan medan penglihatan okuler dengan meletakkan kertas berlubang pada lensa okuler. Hitung retikulosit ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :

Hitung retikulosit = ( jumlah retikulosit per 1000 eritrosit : 10 ) %

Nilai Rujukan
  • Dewasa : 0.5 - 1.5 %
  • Bayi baru lahir : 2.5 - 6.5 %
  • Bayi : 0.5 - 3.5 %
  • Anak : 0.5 - 2.0 %

Masalah Klinis
  • Penurunan jumlah : Anemia (pernisiosa, defisiensi asam folat, aplastik, terapi radiasi, pengaruh iradiasi sinar-X, hipofungsi adrenokortikal, hipofungsi hipofisis anterior, sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit)
  • Peningkatan jumlah : Anemia (hemolitik, sel sabit), talasemia mayor, perdarahan kronis, pasca perdarahan (3 - 4 hari), pengobatan anemia (defisiensi zat besi, vit B12, asam folat), leukemia, eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada bayi baru lahir), penyakit hemoglobin C dan D, kehamilan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium :
  • Bila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darah
  • Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit sehingga terlihat seperti retikulosit
  • Menghitung di daerah yang terlalu padat
  • Peningkatan kadar glukose akan mengurangi pewarnaan

Diff count

Metoda: Rapid
Prinsip
Darah dibuat sediaan apus, darah kemudian dicat Rapid sehingga terlihat jenis sel leukositdi bawah mikroskop, sel dihitung dalam 100 sel dan dinyatakan dalam %.

Nilai Normal:
Basofil                      :  0-1%
Eosinofil                     :  1-4%
Neutrofil Batang           :  3-5%
Neutrofil Segmen          :  35-70%
Limfosit                     :  20-40%
Monosit                     :  2-10%
Cara Kerja:
1.     Buat apusan darah tipis bentuknya menyerupai lidah,caranya:satu tetes darah di simpan di ujung objek glass yang tidak berlemak,dihapus dengan ujung objek glas lain keringkan.
2.    Biarkan kering, lalu tambah dengan reagen Rapid selama 5-15 menit.
3.     Keringkan kaca di bawah mikroskop pembesaran 100x dengan menambah imersi oil.

Pewarnaan : Giemsa
Prinsip
Darah dibuat sediaan apus, darah kemudian dicat Rapid sehingga terlihat jenis sel leukositdi bawah mikroskop, sel dihitung dalam 100 sel dan dinyatakan dalam %.
Nilai Normal:
Basofil                      :  0-1%
Eosinofil                     :  1-4%
Neutrofil Batang           :  3-5%
Neutrofil Segmen          :  35-70%
Limfosit                     :  20-40%
Monosit                     :  2-10%
Cara Kerja
a.                        Buat apusan darah tipis bentuknya menyerupai lidah, caranya : satu tetes darah disimpan di ujung objek glass yang tidak berlemak, diapus dengan ujung objek glas yang lain keringkan.
b.                       Biarkan kering, kemudian fiksasi dengan methanol selama kurang lebih 3-5 menit untuk merekatkan.
c.                       Cuci. Lalu tambah reagen Giemsa selama 5-15 menit.
d.        Keringkan baca dibawah mikroskop pembesaran 100x dengan menambahkan imersi oil.





GLUKOSA DARAH

Metoda : GOD-PAP dengan deproteinasi ( URAC/TCA)
Prinsip : Glukosa + O2 + H2O    darah glukosa H2O2
2H2O2 + 4 aminophenazone + phenol 4-(P- benzoquinone – monoimono )
Nilai Normal : 70 – 115 mg/dl ( glukosa puasa ),
                                             80-144 mg/dl (glukosa 2 JPP)
                                             <140 mg/dl ( glukosa sewaktu )
Reagen : Reagen glukosa Biocon
Cara Kerja :
a.      Masukkan 500  larutan reagen kedalam tabung reaksi.
b.     Tambahkan sampel sebanyak 10 , inkubasi selama 20 menit, lalu baca.


WAKTU PERDARAHAN
(BLEEDING TIME)

Prinsip :
·                     Ialah pemeriksaan terhadap fungsi pembuluh darah (kapilaria) jumlah dan fungsi trombosit (ekstrinsik faktor)
Cara Pemeriksaan
·                     Cuping telinga ditusuk pinset dihitung sampai darah berhenti
·                     Harga Normal : 1 – 7 menit





WAKTU PEMBEKUAN
(CLOTING TIME)


Metode: LEE & WHITE
Prinsip: waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan dalm kondisi yg spesifik
Specimen: darah segar 4 ml
Prosedur:
1.               melakukan makrosampling dengen cara yang benar.
2.               pada saat darah masuk kedalam syringe, nyalakan stopwatch dan tourniquet dilonggarkan. Lanjutkan dengan mengambil darah pelan2 sampai didapat 4ml
3.               syringe dicabut kemudian jarum dilepaskan dari syringe, darah dimasukkan pelan-pelan kedalam 3tabung melewati dinding masing2 1 ml. sisanya untuk px yg lain
4.               masukkan tabung dlm waterbath 370C, tunggu selama 5 menit
5.               tepat 5 menit kemudian, tabung 1 diangkat dan dimiringkan 450 . ulangi tindakan serupa selang 30 detik sampai tjd bekuan yang sempurna(dimiringkan 900 tdk ada tumpahan). Catat waktunya
6.               30 detik berikutnya lakukan hal yang serupa pda tabung 2 sampai terjadi bekuan sempurna. Catat waktunya
7.               selang 30 detik berikutnya lakukan hal yang serupa pda tabung 2 sampai terjadi bekuan sempurna. Matikan stopwatch Catat waktunya
8.               waktu pembekuan pada tab3 dlaporkan sebagai hasil px

Nilai Normal; 5-15 menit

catatan:
- volume darah pada tabung harus tepat 1 ml. jml lebih besar, waktu lebih panjang
- gelembung udara, vena punctie yang tidak lancer sehingga hemilisis / ikut masuknya cairan jaringan dpt memperpendek waktu bekuan
- dengan cara yang sama tapi pake tab tg berlapis silicon&memiringkan tiap 5menit, Angka normal: 20-60menit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar